Profil Desa Karangtengah

Ketahui informasi secara rinci Desa Karangtengah mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.

Desa Karangtengah

Tentang Kami

Profil Desa Karangtengah, Kemangkon, sentra industri genteng dan batu bata legendaris di Purbalingga. Mengupas proses produksi dari tanah liat, dampak ekonomi bagi ribuan warga, tantangan lingkungan, dan denyut kehidupan para perajin tangguh.

  • Sentra Industri Genteng dan Bata

    Desa Karangtengah merupakan pusat utama produksi genteng press dan batu bata di Purbalingga dan sekitarnya, yang menjadi motor penggerak fundamental bagi perekonomian desa.

  • Ekonomi Berbasis Tanah Liat

    Kehidupan ekonomi mayoritas warganya bergantung secara langsung pada rantai nilai industri ini, mulai dari penambangan tanah liat, pencetakan, pembakaran, hingga distribusi.

  • Tantangan Lingkungan dan Keberlanjutan

    Menghadapi tantangan ganda dalam menjaga keberlanjutan industri yang menjadi tumpuan hidup, sekaligus berupaya mengelola dampak lingkungan dari proses produksi padat energi dan ekstraktif.

Pasang Disini

Setiap atap genteng yang kokoh melindungi sebuah rumah, sejatinya menyimpan cerita tentang tanah, api dan kerja keras tangan-tangan terampil. Di Kecamatan Kemangkon, Kabupaten Purbalingga, cerita itu berpusat di Desa Karangtengah. Desa ini bukanlah desa agraris biasa; identitas dan denyut nadinya ditempa dalam panasnya tobong (tungku pembakaran). Karangtengah dikenal luas sebagai salah satu sentra industri genteng dan batu bata pres terbesar di kawasan ini, sebuah desa yang ekonominya secara harfiah dibangun dari tanah liat yang dipijaknya.

Desa Karangtengah terhampar di atas wilayah seluas 1,76 kilometer persegi. Menurut data kependudukan per Juni 2025, desa ini dihuni oleh sekitar 3.980 jiwa, menjadikannya salah satu desa terpadat di Kecamatan Kemangkon dengan tingkat kepadatan mencapai 2.261 jiwa per kilometer persegi. Kepadatan ini merupakan cerminan dari karakter desa sebagai pusat industri padat karya yang menarik tenaga kerja. Dengan kode pos 53381, Desa Karangtengah menjadi pemasok vital material bangunan yang atapnya menaungi ribuan rumah di berbagai wilayah.

Jantung Industri Genteng dan Batu Bata Purbalingga

Memasuki wilayah Desa Karangtengah, pengunjung akan segera disuguhi pemandangan yang sangat khas dan berbeda dari desa-desa di sekitarnya. Alih-alih hamparan sawah hijau, lanskap desa ini diwarnai oleh deretan tobong pembakaran yang menjulang dengan kepulan asapnya, lapangan-lapangan terbuka tempat genteng mentah dijemur di bawah terik matahari, serta gundukan-gundukan tanah liat kemerahan yang siap diolah. Aroma khas tanah basah dan asap pembakaran menjadi penanda utama aktivitas industri yang tak pernah berhenti.

Desa ini menjadi pusat produksi berbagai jenis genteng tanah liat, seperti genteng Sokka, genteng Plentong, dan varian lainnya, serta batu bata pres yang terkenal padat dan kuat. Produksi dilakukan dalam skala yang beragam, mulai dari unit-unit usaha rumahan hingga juragan atau pengusaha besar yang memiliki beberapa tobong dan puluhan pekerja. Skala industri yang masif ini menjadikan Karangtengah sebagai salah satu pilar penting dalam rantai pasok industri konstruksi dan properti di Jawa Tengah bagian selatan.

Dari Tanah Liat Menjadi Rupiah: Proses dan Denyut Ekonomi

Roda perekonomian di Desa Karangtengah digerakkan oleh sebuah rantai nilai yang panjang dan melibatkan hampir seluruh elemen masyarakat. Proses ini dimulai dari:

  1. Penambangan
    Para penambang menggali tanah liat dari lahan-lahan khusus yang menjadi bahan baku utama.
  2. Pengolahan dan Pencetakan
    Tanah liat kemudian diolah, digiling, dan dicetak menggunakan mesin pres manual atau semi-otomatis. Pada tahap inilah banyak tenaga kerja terserap.
  3. Pengeringan
    Genteng atau bata yang sudah dicetak kemudian dijemur secara alami di area terbuka selama beberapa hari hingga benar-benar kering dan siap untuk dibakar.
  4. Pembakaran
    Ini adalah tahap paling krusial. Genteng dan bata mentah disusun rapi di dalam tobong, kemudian dibakar selama berhari-hari pada suhu yang sangat tinggi hingga matang sempurna dan berubah warna menjadi merah bata yang khas. Proses ini membutuhkan keahlian khusus untuk mengontrol api dan suhu.
  5. Distribusi
    Setelah dingin, produk siap untuk dipasarkan. Truk-truk besar setiap hari masuk dan keluar desa, mengangkut genteng dan batu bata untuk dikirim ke berbagai proyek bangunan dan toko material di berbagai kota.

Setiap tahapan dalam proses ini menciptakan lapangan kerja dan memberikan sumber penghidupan bagi ribuan orang, tidak hanya warga Karangtengah, tetapi juga dari desa-desa sekitar.

Tantangan di Balik Kepulan Asap: Isu Lingkungan dan Keberlanjutan

Di balik denyut ekonomi yang kuat, industri genteng dan batu bata di Karangtengah bukannya tanpa tantangan, terutama yang berkaitan dengan isu lingkungan dan keberlanjutan. Ada dua isu utama yang menjadi perhatian:

  • Degradasi Lahan
    Aktivitas penambangan tanah liat secara terus-menerus meninggalkan lubang-lubang besar atau cekungan yang mengubah kontur tanah. Jika tidak dikelola dengan baik melalui reklamasi, lahan-lahan bekas galian ini berpotensi menjadi tidak produktif dan menimbulkan masalah lingkungan.
  • Polusi Udara
    Proses pembakaran di dalam tobong menggunakan bahan bakar dalam jumlah besar, seperti kayu, sekam padi, atau serbuk gergaji. Pembakaran ini menghasilkan asap tebal yang menjadi sumber polusi udara bagi lingkungan sekitar.

Menghadapi tantangan ini, kesadaran di kalangan pengusaha dan pemerintah desa mulai tumbuh. Beberapa upaya yang mulai dijajaki antara lain adalah program reklamasi lahan bekas galian untuk dijadikan kolam ikan atau ditanami kembali dengan tanaman produktif. Selain itu, ada pula dorongan untuk mulai mengadopsi teknologi tobong yang lebih efisien dan ramah lingkungan, meskipun ini memerlukan investasi yang tidak sedikit. Menyeimbangkan antara kepentingan ekonomi jangka pendek dan kelestarian lingkungan jangka panjang menjadi pekerjaan rumah terbesar bagi Desa Karangtengah.

Identitas Perajin Tangguh: Tata Kelola dan Kehidupan Sosial

Industri yang keras dan padat karya ini telah menempa karakter masyarakat Karangtengah menjadi komunitas yang ulet, pekerja keras, dan tangguh. Keahlian dalam membuat genteng merupakan sebuah keterampilan yang diwariskan secara turun-temurun, menciptakan sebuah identitas komunal sebagai "desa perajin".

Pemerintah Desa Karangtengah memegang peranan vital dalam menata dan mengelola denyut industri ini. Fungsi utamanya antara lain mengatur perizinan usaha, menjadi mediator jika ada sengketa, serta mendorong para pengusaha untuk lebih memperhatikan aspek lingkungan. Pemerintah desa juga harus memastikan infrastruktur, terutama jalan, dalam kondisi baik untuk menahan beban berat dari truk-truk pengangkut material.

Meskipun industri mendominasi, sektor pertanian dalam skala kecil masih tetap ada, berfungsi sebagai penopang pangan dan memberikan diversifikasi ekonomi bagi sebagian kecil warga yang tidak terlibat langsung dalam industri genteng.

Menempa Masa Depan dari Tanah dan Api

Desa Karangtengah adalah sebuah lokomotif industri perdesaan yang kekuatannya berasal dari sumber daya alam dan sumber daya manusia lokal. Desa ini adalah bukti bahwa industri manufaktur berskala besar bisa tumbuh dan menghidupi sebuah komunitas. Namun kisahnya juga menjadi cerminan dari tantangan klasik pembangunan: bagaimana mengejar kemakmuran tanpa mengorbankan kelestarian lingkungan.

Masa depan Desa Karangtengah akan sangat ditentukan oleh kemampuannya untuk berinovasi dan beradaptasi. Transisi menuju teknologi produksi yang lebih bersih, praktik penambangan yang lebih bertanggung jawab, dan diversifikasi produk yang lebih kreatif akan menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan industri ini. Seperti halnya mereka menempa tanah liat dalam api untuk menghasilkan genteng yang kokoh, masyarakat Karangtengah kini ditantang untuk menempa masa depan desa mereka, agar tidak hanya kuat secara ekonomi, tetapi juga lestari bagi generasi yang akan datang.